Konfilk Organisasi
Disusun oleh :
·
Bayu Aji Pratama
·
Hamzah Ramadhan
·
Kemas Aziz
·
M. Anggi
·
Rr Farah Fadhilah K.
·
Usman Rachman
Teori Organisasi Umum : Kelompok 5
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya makalah
ini dapat disusun dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan kepada teman-teman yang
belum mengetahui lebih dalam tentang Konflik Organisasi
Kami berterima
kasih kepada Ibu Lista Kuspriatni selaku dosen Teori Organisasi Umum yang telah memberikan arahan dan bimbingan
kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami sadar penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran guna meningkatkan kinerja penyusun agar menjadi lebih baik.
Kami berharap
semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan yang lebih mendalam tentang
Konflik Organisasi, dan dapat dipahami
dengan mudah.
Jakarta, 15 November 2015
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hampir setiap har kita menyaksikan,membaca, dan bahkan
mungkin mengalami sendiri situasi konflik dengan berbagai akibatnya baik bagi
diri sendiri, kelompok maupun organisasi. Aneka peristiwa yang terjadi pada
organisasi sosial, politik, kebudayaan dan bisnis di sekitar kita dapat menjadi
rujukan yang kaya dengan contoh-contoh konflik
.
Peristiwa unjuk rasa pekerja yang menuntut perbaikan
nasib(sosial), kongres parpol yang gagal mengusung gubernur atau recycling DPRD
dan parpolnya, pertikaian masalah kepemimpinan di perguruan tinggi, konflik
mahasiswa dengan rektornya dan konflik di dalam Persatuan Artis Film Indonesia
(PARFI) yang melahirkan masalah di balik terjadinya kredit macet di
bank(bisnis) adalah sebagian kecil konflik yang ada di sekitar kita.
Kesemua contoh di atas bersumber dari berita-berita yang
pernah dimuat secara terbuka oleh media massa. Berbagai situasi konflik yang
lain yang tidak muncul ke permukaan atau tidak dipublikasikan ternyata lebih
banyak. Dengan demikian, kiranya tidak salah jika dikatakan bahwa konflik
adalah sesuatu yang selalu ada, dan tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan
kita termasuk kehidupan berorganisasi.
Pada makalah kali ini kami akan menguraikan hal-hal yang
berkaitan dengan konflik.
1.2
Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk melengkapi tugas
dari mata kuliah Teori Organisasi Umum , penulis juga berharap makalah ini bisa
dijadikan untuk bahan belajar khususnya tentang konflik. Selain itu penulis
juga berharap makalah selanjutnya akan lebih baik lagi dari makalah-makalah
sebelumnya.
1.3
Rumusan Masalah
1. Pengertian Konflik
2. Pandangan Terhadap Konflik
3. Jenis-Jenis Konflik
4. Sebab-Sebab Konflik
5. Akibat-Akibat Konflik
6. Proses Konflik
7. Strategi dalam Manajemen Konflik
8. Penerapan Strategi Penanganan Konflik
II.
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Konflik
Apakah yang
dimaksud dengan konfik itu? Ada banyak defini yang di temui dalam berbagi
literatur manajemn daan perilaku organisasi. Ada 2 definisi tentang konflik
yaitu :
1.
Robbin (1991) menyatakan bahwa konflik sebagai
“(Suatu proses dengan mana usaha yang dilakukan oleh A untuk mengimbangi
usaha-usaha B dengan cara merintangi yang menyembutkan B frustasi dalam
mencapai tujuan atau meningkatkan keinginannya).
2.
Albanase (1981) memberi rumusan pengertian konflik
sebagai sebagai “(kondisi yang di persepsikan ada diantaranya pihak-pihak atau
lebih merasakan adanya ketidaksesuaian tujuan dan (b) peluang untuk mencampuri
usaha pencapaian tujuan pihak lain).
Dari kedua
defini diatas sekiranya dapat dipahami bahwa konflik itu dasarnya adalah proses
yang dinamis, dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang
atau pihak yang mengalami dan merasakannya.
2.2
Pandangan Terhadap
Konflik
Meskipun
konflik itu mengandung makna pertentangan atau ketidaksesuaian, ternyata
pandangan para ahli tentang kedudukan dan peran konflik bagi kelompok dan
organisasi pun bermacam-macam.
Ada 3 aliran
dalam pandangan terhadap konflik, yaitu :
a.
Pandangan Tradisional : Salah satu aliran pemikiran
menyatakan bahwa konflik itu harus dihindarkan, karena itu menunjukkan adanya
kerusakan fungsi dalah kelompok .
b.
Pandangan Hubungan Kemanusiaan : menyatakan bahwa
konflik adalah suatu yang alami dan merupakan hal yang tidak dapat di
kesampingkan dalam setiap kelompok.
c.
Pandangan Paham interaksionis : menyatakan bahwa
konflik tidak hanya dapat menjadi kekuatan yang positif di dalam kelompok, tapi
justru mutlak perlu bagi kelompok agar dapat menghasilkan kinerja yang efektif.
2.3
Jenis – Jenis Konflik
Jenis –jenis
konfik dibagi atau dibedakan dalam beberapa perspekti, yaitu :
a.
Konfik Intra Individu : yaitu konfik yang di hadapi
atau di alami oleh individu dengan dirinya sendiri karena adanya tekanan peran dan ekspektasi di luar
yang berbeda dengan keinginan atau harapannya,
b.
Konflik Antar Individu : yaitu konflik yang terjadi
antara individu yang berada dalam satu kelompok ataupun antara inividu yang
berada di kelompok yang berbeda
c.
Konflik Antar Kelompok : yaitu konflik yang bersifat
kolektif antara satu kelompok dengan kelompok yang lain
d.
Konflik Organisasi : yaitu konflik yang terjadi
antar unit-unit organisasi yang dapat bersifat struktural dan fungsional
2.4
Sebab - Sebab Konflik
Sebab - sebab terjadinya konflik ada
bermacam-macam, yaitu :
(1). Saling bergantungan (Interdependence)
Saling
bergantung dalam pekerjaan terjadi jika dua kelompok organisasi atau lebih saling
membutuhkan satu sam lain dalam menyelesaikan tugasnya.
Ada 3 situasi saling bergantungan diantaranya, yaitu
:
a.
Ketergantungan yang dikelompokan
Tiap –
tiap kelompok kerja sendiri-sendiri dan
tidak memerlukan interaksi antara satu kelompok dengan kelompok lain.
b.
Ketergantungan yang berurutan
Penyelesaian
tugas oleh kelompok yang satu akan menentukan pelaksanaan tugas oleh kelompok
berikutnya.
c.
Ketergantungan
ttimbal balik
Situasi
dimana keluaran (hasil kerja) dari kelompok yang satu menjadi masukan bagi
kelompok yang lain.
(2). Perbedaan Tujuan
Perbedaan
tujuan diantara berbagai kelompok atau unit (satuan) dalam organisasi.
(3). Akibat – Akibat Konflik
Perbedaan
tujuan dapat disertai dengan presepsi yang berbeda tentang suatu realita, dan ketidaksepakatan
terhadap penyebab realita itu akan menimbulkan konflik.
2.5
Akibat – Akibat Konflik
Secara
Common sense konflik itu berkonotasi negatidf dan berakibat buruk bagi
organisasi. Karenanya, konflik perlu
dihindari, dileyapkan dan dilawan.
Secara spesifik,
konflik memliki efekfungsional dan efek disfungsional. Konflik yang fungsional
yang berdampak positif dan menguntungkan bagi efektifitas organisasi. Di lain
pihak yang disfungsional adalah konflik yang berdampak destruktif dan merusak
efektifitas organisasi.
Jadi
disinilah pentingnya peranan para manajer atau pemimpin organisasi, yaitu
pandai mengidentifikasi konflik dan menetapkan langkah yang tepat, pakah
memelihara konflik atau menghilangkannya.
2.6
Proses Konflik
Seperti yang dikatakan di atas bahwa konflik adalah proses yang dinamis.
Maksudnya, di dalam konflik terdapat urutan waktu dan serangkaian peristiwa.
Ada bebrapa rangkaian tahap dalam suatu konflik, yaitu :
a. Latent
conflict : yaitu tahap munculnya faktor – faktor yang menjadi penyebab
terjadinya konflik di dalam organisasi.
b. Perceived
conflict : yaitu tahap dimana salah satu pihak memandang pihak lain seperti
akan menghambat atau mengancam pencapaian tujuan.
c. Felt
conflict : yaitu tahap dimana konfilk tidak hanya sekedar di pandang atau di
anggap ada, tetapi benar-benar dirasakan dan di kenali keberadaannya.
d. Manisfest
conflict : yaitu tahap dimana suatu tertentu sudah di tunjukan sebagai pertanda
adanya konfilk
e. Conflict
resolution : yaitu tahap diman konflik yang ada diselesaikan atau ditekan
dengan berbagai macam cara dan pendekatan
f. Conflict
aftermath : yaitu tahap ini mewakili kondisi yang dihasilkan oleh proses sebelumnya (penyelesaian
konflik). Jika konflik benar benar telah terselesaikan, maka hal itu akan
meningkatkan hubungan diantara program para organisasi.
2.7
Strategi Manajemen
Konflik
Bagaimana
konflik yang ada harus dikelola dengan baik supaya memberikan efek yang positif
bagi orgamisasi. Adapun penanganannya seperti ini, yaitu :
a. Kompetisi
b. Kaloborasi
c. Penghindaran
d. Akomodasi
e. Kompromi
2.8
Penerapan Strategi
Penanganan Konflik
Perlu disadari bahwa tak ada satu pun dari strategi pendekatan konflik di atas yang cocok untuk semua konflik. Sebab, pada situasi konflik tertentu suatu strategi boleh jadi lebih tepat digunakan daripada strategi yang lain, atau satu pendekatan tertentu lebih cocok untuk suatu yang tertentu pula.
III.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan dan Saran
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah “Konfik
Organisasi” kami menyimpulkan bahwa Kehadiran konflik
dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat
diminimalisir. Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu
dengan individu, baik individu pimpinan maupun individu karyawan, konflik
individu dengan kelompok maupun konflik antara kelompok tertentu dengan
kelompok yang lain. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang
ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi
sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dengan baik
serta mengalami eskalasi secara terbuka dapat merugikan kepentingan organisasi.
Konflik dapat terjadi dalam organisasi apapun. Untuk itulah manajer atau
pimpinan dalam organisasi harus mampu mengelola konflik yang terdapat dalam
organisasi secara baik agar tujuan organisasi dapat tercapai tanpa
hambatan-hambatan yang menciptakan terjadinya konflik.
Terdapat banyak cara dalam penanganan suatu konflik. Manajer atau pimpinan harus mampu mendiagnosis sumber konflik serta memilih strategi pengelolaan konflik yang sesuai sehingga diperoleh solusi tepat atas konflik tersebut. Dengan pola pengelolaan konflik yang baik maka akn diperoleh pengalaman dalam menangani berbagai macam konflik yang akan selalu terus terjadi dalam organisasi.
Terdapat banyak cara dalam penanganan suatu konflik. Manajer atau pimpinan harus mampu mendiagnosis sumber konflik serta memilih strategi pengelolaan konflik yang sesuai sehingga diperoleh solusi tepat atas konflik tersebut. Dengan pola pengelolaan konflik yang baik maka akn diperoleh pengalaman dalam menangani berbagai macam konflik yang akan selalu terus terjadi dalam organisasi.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga
dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran
bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian
terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan kami
jelaskan tentang daftar pustaka makalah.